Jakarta - Pria dan wanita bekerja dengan cara yang berbeda. Hal ini semakin dibuktikan dengan sebuah penelitian terbaru mengenai temperatur ruangan yang pas untuk wanita. Dikatakan jika wanita bekerja lebih baik saat ruangan lebih hangat. Hal ini pun perlu diperhatikan perusahaan agar semua pegawai bisa lebih berkontribusi dan nyaman dalam mengerjakan tugasnya.
Para peneliti menguatkan sesuatu yang sebenarnya sudah lama dialami para wanita. Yakni ruangan kantor yang lebih dingin membuat mereka kurang nyaman bekerja. Selain itu, suhu rendah ternyata juga membuat mereka bekerja dengan kurang maksimal. Sayangnya hal serupa tidak terjadi pada pria.
Para peneliti menguatkan sesuatu yang sebenarnya sudah lama dialami para wanita. Yakni ruangan kantor yang lebih dingin membuat mereka kurang nyaman bekerja. Selain itu, suhu rendah ternyata juga membuat mereka bekerja dengan kurang maksimal. Sayangnya hal serupa tidak terjadi pada pria.
Studi yang dilakukan USC Marshall School of Business, AS dan WZB Berlin Social Science Center di Jerman ini berkonsentrasi pada kemampuan kognitif. Hasil penelitian pun menunjukkan ada alasan spesifik mengapa selama ini pria dan wanita sering bergelut mengenai suhu ruangan.
Riset dilakukan kepada lebih dari 500 pelajar yang diminta untuk mengikuti tes matematika dan verbal. Tes diambil dalam ruangan bersuhu sekitar 16C dan 90C. Hasil pun menunjukkan jika bukan hanya wanita bisa mengerjakan dengan lebih baik tapi mereka bisa menjawab dengan lebih banyak.
Sedangkan pada partisipan pria, yang terjadi malah kebalikan. Beberapa dari mereka justru mengerjakan lebih baik pada temperatur tinggi. Ketika suhu ruangan direndahkan, para pria pun menjawab tes lebih sedikit dan lebih banyak yang salah. Meski begitu, efek dari temperatur dikatakan tidak berdampak baik pada pria dan wanita ketika dilakukan tes logika.
Sebelumnya, penelitian Univesitas Utah menemukan jika tangan dan kaki memang lebih dingin beberapa derajat dari pada pria. Hal tersebut membuat mereka jadi lebih cepat kedinginan. Studi lain yang dilakukan Univesitas Maryland pun menemukan jika tingkat metabolisme pria 23% lebih tinggi dari wanita. Hal ini juga berarti jika tubuh wanita menghangat lebih lambat dari pada pria.
Hasil dari penelitian pun menarik kesimpulan yang bisa diterapkan perusahaan untuk produktivitas dan kenyamanan para pekerja. "Temuan ini menyarankan bahwa tempat kerja dengan pekerja bergender campur bisa meningkatkan produktivitas dengan mengatur termostat lebih tinggi dari pada standar sekarang," ungkap peneliti.