![]() |
Jakarta -
Rampungnya KTT G20 di Osaka, Jepang, tidak diikuti redamnya isu di Tanah Air. Aktivitas dan interaksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan pemimpin negara lain jadi sorotan netizen di Indonesia.
Yang pertama, ada isu liar yang menyebut Jokowi hanya berpidato selama 1 menit saat KTT G20. Pembahasan ini berawal dari beredarnya cuplikan acara TV di Jepang yang membahas KTT G20. Salah satu pembawa acara menampilkan papan berisi bendera negara-negara G20 dan durasi waktu. Dia lalu menunjukkan bendera Indonesia dan tulisan durasi 1 menit.
Di media sosial, video itu disertai narasi bahwa pidato Jokowi di KTT G20 hanya 1 menit. Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI Febrian Ruddyard menegaskan hal itu tidak benar. Jokowi berpidato dua kali di KTT G20 dengan durasi lebih dari 1 menit.
"Salah itu. Pidato Pak Presiden RI bukan 1 menit," kata Febrian saat dimintai konfirmasi, Selasa (2/7/2019).
Febrian
mengatakan Presiden Jokowi berpidato dua kali dalam KTT G20 di Osaka,
Jepang, yaitu di sesi ketiga dan sesi kedua. Di sesi ketiga, Jokowi
bertindak sebagai lead speaker dengan durasi pidato 5 menit, sedangkan di sesi kedua Jokowi berpidato selama 3 menit.
"Durasi pidato ini sudah ditentukan oleh Jepang sebagai ketua sidang untuk memastikan bahwa semua kepala negara memperoleh waktu yang sama untuk sampaikan pidato. Jadi berita di atas sama sekali tidak benar," ungkapnya.
"Durasi pidato ini sudah ditentukan oleh Jepang sebagai ketua sidang untuk memastikan bahwa semua kepala negara memperoleh waktu yang sama untuk sampaikan pidato. Jadi berita di atas sama sekali tidak benar," ungkapnya.
![]() |
Kembali ke acara TV Jepang yang viral tersebut, ada pula netizen yang menyebut pembawa acara sebenarnya sedang membahas durasi pertemuan Jokowi dengan PM Jepang Shinzo Abe hanya 1 menit. Saat ditanya apakah pertemuan Jokowi-Abe hanya sebentar, Febrian membenarkan.
"Betul hanya sebentar, tapi ada sebabnya, yaitu sebagai berikut: Sebenarnya PM Abe dan Presiden Jokowi sepakat untuk melakukan pembicaraan bilateral pada tanggal 27 Juni 2109 sore hari. Namun mengingat ada kegiatan yang terkait dengan MK, Bapak Presiden Jokowi baru bisa berangkat ke Osaka tanggal 27 Juni malam dan tiba tanggal 28 Juni pagi dan langsung menuju acara G20," kata Febrian.
Sebagian
besar pertemuan bilateral antara pemimpin negara peserta KTT G20 dan PM
Abe dilakukan pada 27 Juni 2019. Itu karena PM Abe harus memimpin KTT
G20 pada 28-29 Juni 2019.
"Presiden tiba di Osaka 28 Juni pagi, hanya beberapa jam sebelum KTT mulai. Sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Jepang," ungkapnya.
"Presiden tiba di Osaka 28 Juni pagi, hanya beberapa jam sebelum KTT mulai. Sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Jepang," ungkapnya.
![]() |
Oleh sebab itu, beberapa jadwal pertemuan harus disesuaikan lagi, termasuk antara Jokowi dan Abe. Febrian mengatakan, meski pertemuan keduanya hanya berdurasi singkat, ada dua pesan utama yang menjadi pembahasan.
"Dua message utama yang dibahas Presiden dan PM Jepang adalah mengenai general review IJEPA (Indonesia-Jepang dalam Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement) dan RCEP (Regional. Comprehensive Economic Partnership)," jelas Febrian.
Tak hanya soal pidato, logat Jawa Jokowi saat bicara dalam bahasa Inggris juga ramai disorot netizen. Bagaimana penjelasannya?