![]() |
Foto: Reuters |
Jakarta - Sebuah studi mengungkap ada ribuan aplikasi Android
yang bisa melakukan pelacakan dengan atau tanpa izin dari pengguna.
Pelacakan itu memungkinkan aplikasi mengetahui lokasi atau informasi
lainnya dari perangkat ponsel.
Bahkan, para peneliti mengklaim ribuan aplikasi Android bisa menemukan cara untuk 'membobol' izin sistem Android untuk melacak detail yang seharusnya tidak dapat mereka peroleh.
Menurut sebuah penelitian yang baru-baru ini dipresentasikan di PrivacyCon 2019 dan juga telah dibagikan dengan Google dan US FTC (Federal Trade Commission), beberapa hal yang bisa didapatkan antara lain alamat perangkat, lokasi, atau IMEI ponsel.
Bahkan, para peneliti mengklaim ribuan aplikasi Android bisa menemukan cara untuk 'membobol' izin sistem Android untuk melacak detail yang seharusnya tidak dapat mereka peroleh.
Menurut sebuah penelitian yang baru-baru ini dipresentasikan di PrivacyCon 2019 dan juga telah dibagikan dengan Google dan US FTC (Federal Trade Commission), beberapa hal yang bisa didapatkan antara lain alamat perangkat, lokasi, atau IMEI ponsel.
Laporan
penelitian, yang telah diterbitkan oleh para peneliti dari UC Berkeley,
University of Calgary, dan IMDEA Networks Institute mengungkapkan,
mereka telah menguji total 88 ribu aplikasi Android dan menemukan
sebagian menggunakan saluran rahasia untuk mengetahui lokasi dan
mengidentifikasi tanpa izin yang eksplisit.
"Praktek-praktek yang menipu ini memungkinkan pengembang untuk mengakses data pribadi pengguna tanpa persetujuan, merusak privasi pengguna dan menimbulkan masalah hukum dan etika," tulis para peneliti, dilansir Gadget 360 NDTV.
Menurut para peneliti, Google mencoba mengatasi masalah ini dengan Android Q. Namun, perbaikan hanya akan tersedia bagi konsumen yang membeli ponsel baru dengan Android Q atau memiliki ponsel yang cukup beruntung menerima pembaharuan Android Q.
Peneliti mengatakan, masalah ini merupakan kerentanan keamanan serius sehingga Google harus menyediakan perbaikan untuk semua versi yang didukung.