Foto : Ilustrasi, By Jualo |
Tangerang Selatan - Polres Tangerang Selatan masih melakukan perburuan terhadap AM, pemuda yang diduga sebagai pelaku begal payudara di Bintaro Sektor 9, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Polisi memburu AM hingga ke tempat tongkrongan yang diduga menjadi tempat persembunyiannya.
Dirangkum detikcom, polisi telah mencari AM ke rumahnya hingga ke beberapa tempat tongkrongan. Namun AM sudah melarikan diri sejak kasus begal payudara mencuat pada Kamis (7/8) lalu.
"(Kasus) pelecehan seksual sampai saat ini anggota masih melakukan pencarian, karena kita kemarin sudah ke beberapa tempat salah satunya rumahnya juga, kemudian tempat yang biasa jadi tempat tongkrongan dan termasuk di tikungan itu," kata Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Muharam Wibisono kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (12/8/2019).
AM menghilang dari tempatnya biasa mangkal di U-Turn di Jalan Jenderal Sudirman, Bintaro Sektor 9, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Meski begitu polisi terus memaksimalkan perburuan terhadap pelaku.
"Sejak kejadian yang bersangkutan sudah tidak ada di sekitar itu (lokasi). Kita masih memaksimalkan untuk pencarian," imbuhnya.
Dirangkum detikcom, polisi telah mencari AM ke rumahnya hingga ke beberapa tempat tongkrongan. Namun AM sudah melarikan diri sejak kasus begal payudara mencuat pada Kamis (7/8) lalu.
"(Kasus) pelecehan seksual sampai saat ini anggota masih melakukan pencarian, karena kita kemarin sudah ke beberapa tempat salah satunya rumahnya juga, kemudian tempat yang biasa jadi tempat tongkrongan dan termasuk di tikungan itu," kata Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Muharam Wibisono kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (12/8/2019).
AM menghilang dari tempatnya biasa mangkal di U-Turn di Jalan Jenderal Sudirman, Bintaro Sektor 9, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Meski begitu polisi terus memaksimalkan perburuan terhadap pelaku.
"Sejak kejadian yang bersangkutan sudah tidak ada di sekitar itu (lokasi). Kita masih memaksimalkan untuk pencarian," imbuhnya.
Sebelumnya polisi mencarinya ke alamat tempat tinggal dan bertemu dengan keluarganya. Namun polisi juga tidak mendapat informasi cukup signifikan dari orang tua soal keberadaan pelaku.
"Memang ada orang tuanya, bapaknya, kakak-kakaknya. Itu pun sudah kita mintai informasi, mereka pun beralasan katanya juga sejak kejadian itu, anaknya tidak terlihat karena memang jarang di rumah," jelasnya.
Upaya penyelidikan lainnya dilakukan dengan memeriksa rekaman CCTV. Sayangnya, polisi tidak menemukan petunjuk soal pelaku dari rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian.
"Kita cek di sekitaran tempat kejadian perkara itu ada tempat seperti McD dan Starbucks, namun kamera CCTV dari tempat masing-masing tidak ada yang mengarah ke TKP," ungkap Muharam.
Meski polisi telah mendapatkan profil dan foto pelaku, namun pencarian belum membuahkan hasil yang signifikan. Namun demikian, hal ini tidak membuat keluarga korban pesimistis.
Keluarga dan kerabat berkeyakinan polisi dapat segera menangkap pelaku. Kerabat korban, Richie memahami polisi butuh waktu untuk menangkap pelaku.
"Saya sih optimistis ya, cuma biasalah butuh waktu kali atau memang saya nggak ngerti juga saya, atau memang dia (pelaku) ke mana saya nggak tahu kan. Yang pasti sih mereka (polisi) sudah maksimal saya lihat, hari ini saja saya memberikan keterangan lagi jadi saksi," sebut Richie saat ditemui detikcom di Mapolres Tangsel, Jalan Promoter, Serpong, Tangsel, Senin (10/8/2019).
Richie sebelumnya menyebutkan bahwa pelaku masih tinggal satu lingkungan dengan korban. Meski begitu, Richie kini tidak punya niat untuk mencari pelaku dan memilih untuk memasrahkan proses hukum ke polisi. Richie juga tidak ingin bermain hakim sendiri.
"Kalau kita kemarin sih nggak boleh (mencari pelaku sendiri), karena takutnya main hakim sendiri. Memang sih karena kalau orang sekitar rumah saya juga sudah pada tahu takutnya (main hakim sendiri), karena tidak terlalu jauhkan (rumah). Soalnya nanti (takut) terjadi hal yang tidak diinginkan, jadi kita nahan saja. Serahin ke bapak-bapak polisi," ujar Richie
"Memang ada orang tuanya, bapaknya, kakak-kakaknya. Itu pun sudah kita mintai informasi, mereka pun beralasan katanya juga sejak kejadian itu, anaknya tidak terlihat karena memang jarang di rumah," jelasnya.
Upaya penyelidikan lainnya dilakukan dengan memeriksa rekaman CCTV. Sayangnya, polisi tidak menemukan petunjuk soal pelaku dari rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian.
"Kita cek di sekitaran tempat kejadian perkara itu ada tempat seperti McD dan Starbucks, namun kamera CCTV dari tempat masing-masing tidak ada yang mengarah ke TKP," ungkap Muharam.
Meski polisi telah mendapatkan profil dan foto pelaku, namun pencarian belum membuahkan hasil yang signifikan. Namun demikian, hal ini tidak membuat keluarga korban pesimistis.
Keluarga dan kerabat berkeyakinan polisi dapat segera menangkap pelaku. Kerabat korban, Richie memahami polisi butuh waktu untuk menangkap pelaku.
"Saya sih optimistis ya, cuma biasalah butuh waktu kali atau memang saya nggak ngerti juga saya, atau memang dia (pelaku) ke mana saya nggak tahu kan. Yang pasti sih mereka (polisi) sudah maksimal saya lihat, hari ini saja saya memberikan keterangan lagi jadi saksi," sebut Richie saat ditemui detikcom di Mapolres Tangsel, Jalan Promoter, Serpong, Tangsel, Senin (10/8/2019).
Richie sebelumnya menyebutkan bahwa pelaku masih tinggal satu lingkungan dengan korban. Meski begitu, Richie kini tidak punya niat untuk mencari pelaku dan memilih untuk memasrahkan proses hukum ke polisi. Richie juga tidak ingin bermain hakim sendiri.
"Kalau kita kemarin sih nggak boleh (mencari pelaku sendiri), karena takutnya main hakim sendiri. Memang sih karena kalau orang sekitar rumah saya juga sudah pada tahu takutnya (main hakim sendiri), karena tidak terlalu jauhkan (rumah). Soalnya nanti (takut) terjadi hal yang tidak diinginkan, jadi kita nahan saja. Serahin ke bapak-bapak polisi," ujar Richie
Kasus ini juga menjadi perhatian pemerhati anak, Seto Mulyadi atau Kak Seto. Kak Seto prihatin, sebab Kota Tangsel ini merupakan kota yang dilengkapi Satgas Perlindungan Anak RT/RW terbanyak se-Indonesia.
"Nah sekarang harus dipertanyakan juga baik kepada pemerintah kota maupun kepolisian untuk betul-betul menjaga rasa aman anak-anak ini. Jadi ini sangat memprihatinkan, tentu sangat tidak layak, tidak aman dan sebagainya," kata Kak Seto.
Kak Seto meminta polisi serius menangani kasus ini. Ia mendesak pelaku agar segera ditangkap agar tidak ada korban lainnya.
"Jadi mohon perhatian serius dari Pemkot dan Polres untuk betul-betul dibekuk pelaku ini dan dijamin bahwa ini tidak terulang lagi. Ini menyangkut kehormatan anak-anak, kepercayaan diri dan sebagainya," tutur Kak Seto.
Kasus begal payudara terjadi pada Kamis (7/8) lalu, ketika korban naik motor. Kasus ini masih diselidiki polisi.
"Nah sekarang harus dipertanyakan juga baik kepada pemerintah kota maupun kepolisian untuk betul-betul menjaga rasa aman anak-anak ini. Jadi ini sangat memprihatinkan, tentu sangat tidak layak, tidak aman dan sebagainya," kata Kak Seto.
Kak Seto meminta polisi serius menangani kasus ini. Ia mendesak pelaku agar segera ditangkap agar tidak ada korban lainnya.
"Jadi mohon perhatian serius dari Pemkot dan Polres untuk betul-betul dibekuk pelaku ini dan dijamin bahwa ini tidak terulang lagi. Ini menyangkut kehormatan anak-anak, kepercayaan diri dan sebagainya," tutur Kak Seto.
Kasus begal payudara terjadi pada Kamis (7/8) lalu, ketika korban naik motor. Kasus ini masih diselidiki polisi.