Foto: Demo Hong Kong (REUTERS/Danish Siddiqui) |
Jakarta - Krisis di pusat keuangan dunia Hong Kong kian mencekam. Akhir pekan kemarin, pasca ditangkapnya sejumlah pemuda yang menjadi pemimpin demontrasi pro demokrasi, suasana di kota dengan nilai pasar US$5 triliun ini makin memanas.
Penangkapan para aktivis justru membuat demo semakin menjadi-jadi. Alhasil selama Sabtu (31/8/2019) dan Minggu (1/9/2019) bentrokan terus terjadi antara polisi dan pengunjuk rasa yang berujung pada serangan ke sejumlah fasilitas publik.
Sebagaimana dilansir dari AFP, lebih dari 16 penerbangan dibatalkan pada Minggu, ketika ribuan aktivis pro demokrasi memblokir rute ke Bandara Hong Kong. Ratusan penumpang menumpuk di ruang keberangkatan.
Penangkapan para aktivis justru membuat demo semakin menjadi-jadi. Alhasil selama Sabtu (31/8/2019) dan Minggu (1/9/2019) bentrokan terus terjadi antara polisi dan pengunjuk rasa yang berujung pada serangan ke sejumlah fasilitas publik.
Sebagaimana dilansir dari AFP, lebih dari 16 penerbangan dibatalkan pada Minggu, ketika ribuan aktivis pro demokrasi memblokir rute ke Bandara Hong Kong. Ratusan penumpang menumpuk di ruang keberangkatan.
Kereta bandara juga menangguhkan operasi karena dikepung masa pendemo yang berpakaian serba hitam. Massa juga membangun barikade di terminal bus dan berusaha menghentikan lalu lintas jalan utama menuju sejumlah fasilitas publik.
Di luar salah satu terminal, pengunjuk rasa pun menumpuk troli bagasi dan memblokir jalan. Beberapa terlihat menghancurkan kamera pengintai
Seorang penumpang pesawat mengaku merasa kesal dengan kondisi Hong Kong dan pembatalan penerbangan. "Ini di luar kendali kami. Semuanya begitu menjengkelkab," kata Andy Tang, warga Australia yang berlibur selama seminggu di Hong Kong.
Di luar salah satu terminal, pengunjuk rasa pun menumpuk troli bagasi dan memblokir jalan. Beberapa terlihat menghancurkan kamera pengintai
Seorang penumpang pesawat mengaku merasa kesal dengan kondisi Hong Kong dan pembatalan penerbangan. "Ini di luar kendali kami. Semuanya begitu menjengkelkab," kata Andy Tang, warga Australia yang berlibur selama seminggu di Hong Kong.
Bandara Hong Kong merupakan bandara tersibuk no 6 di dunia. Setiap hari, setidaknya terdapat 427 ribu pergerakan, 74 juta penumpang dan 5,1 juta ton total kargo yang diangkut.
Selama 2019 ini, sudah beberapa kali bandara Hong Kong menjadi sasaran para pengunjung rasa, antara lain 26 Juli dan 9-11 Agustus. Pembatalan penerbangan dari dan menuju Hong Kong sempat terjadi pula di 12-13 Agustus lalu.
Pada Sabtu, kebakaran terjadi di distrik komersial Hong Kong ketika bentrok pecah antara pendemo dan polisi. Demonstran melempar bom molotov ke gedung pemerintah dan polisi, sementara polisi merespon dengan fas air mata.
Polisi pun masuk ke stasiun metro bawah tanah untuk menangkap para pengunjuk rasa pro demokrasi. Setidaknya 40 orang ditangkap dalam kerusuhan Sabtu.
Seorang politisi pro demokrasi, marah menghina polisi dan menilai mereka hanya preman yang berlinsensi. "Polisi adalah gerombolan berlisensi," ujar anggota parlemen yang membela pengunjuk rasa Kwok Ka-ki.
RUU Ekstradisi menjadi akar masalah di kota dengan pelabuhan peti kemas terbesar ke 7 di dunia ini. RUU tersebut memungkinkan para kriminal untuk dideportasi dan diadili di China.
Meski akhirnya dibatalkan, sayangnya demo makin meluas. Protes makin menjadi dan berubah menjadi gerakan anti-pemerintah China.
Sebagaimana dilansir Bloomberg, Hong Kong merupakan wilayah vital bagi ekonomi China. Setidaknya 58% dari total investasi China ke luar negeri, bermula dari Hong Kong.
Sejumlah perusahaan multinasional juga memiliki kantor pusat di Hong Kong. "Pukulan terhadap Hong Kong sebagai pusat keuangan dan perdagangan menambah berat ekonomi global dari sebelumnya sudah terganggu akibat perang tarif antara AS dan Cina," ujar ekonom Bloombeg Qian Wan.
Selama 2019 ini, sudah beberapa kali bandara Hong Kong menjadi sasaran para pengunjung rasa, antara lain 26 Juli dan 9-11 Agustus. Pembatalan penerbangan dari dan menuju Hong Kong sempat terjadi pula di 12-13 Agustus lalu.
Pada Sabtu, kebakaran terjadi di distrik komersial Hong Kong ketika bentrok pecah antara pendemo dan polisi. Demonstran melempar bom molotov ke gedung pemerintah dan polisi, sementara polisi merespon dengan fas air mata.
Polisi pun masuk ke stasiun metro bawah tanah untuk menangkap para pengunjuk rasa pro demokrasi. Setidaknya 40 orang ditangkap dalam kerusuhan Sabtu.
Seorang politisi pro demokrasi, marah menghina polisi dan menilai mereka hanya preman yang berlinsensi. "Polisi adalah gerombolan berlisensi," ujar anggota parlemen yang membela pengunjuk rasa Kwok Ka-ki.
RUU Ekstradisi menjadi akar masalah di kota dengan pelabuhan peti kemas terbesar ke 7 di dunia ini. RUU tersebut memungkinkan para kriminal untuk dideportasi dan diadili di China.
Meski akhirnya dibatalkan, sayangnya demo makin meluas. Protes makin menjadi dan berubah menjadi gerakan anti-pemerintah China.
Sebagaimana dilansir Bloomberg, Hong Kong merupakan wilayah vital bagi ekonomi China. Setidaknya 58% dari total investasi China ke luar negeri, bermula dari Hong Kong.
Sejumlah perusahaan multinasional juga memiliki kantor pusat di Hong Kong. "Pukulan terhadap Hong Kong sebagai pusat keuangan dan perdagangan menambah berat ekonomi global dari sebelumnya sudah terganggu akibat perang tarif antara AS dan Cina," ujar ekonom Bloombeg Qian Wan.