Merdeka dari Indonesia, Ramos Horta: Timor Leste Kini Sangat Damai -->

YAITU LOGO2 DAN BANNER

Merdeka dari Indonesia, Ramos Horta: Timor Leste Kini Sangat Damai

Monday, 26 August 2019
Jose Ramos Horta. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)

yaitu.site - Rakyat Papua kekinian meminta hak menentukan nasib sendiri, untuk merdeka dari Indonesia dan menjadi negara berdaulat.

Pada tahun 2002, kata dia, Timor Leste hanya memiliki 19 dokter. Sekarang kami memiliki lebih dari 1.000 dokter. 

Upaya kemerdekaan Papua tersebut dinisiasi oleh Organisasi Papua Merdeka dan sayap militernya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.

Sebelum Papua, Timor Leste adalah contoh negara berdaulat setelah merdeka dari Indonesia melalui perjuangan bersenjata dan dilanjutkan dengan referendum tahun 1999.

Lantas, bagaiamana Timor Leste kekinian setelah dulu pernah dijadikan Provinsi Timor Timur oleh Indonesia?

Mantan Presiden Timor Leste sekaligus penerima hadiah Novel Perdamaian tahun 1996, José Manuel Ramos-Horta, saat berbincang dengan Deutsche Welle, mengungkapkan negerinya kekinian sangat damai.

”Timor Leste  kini sangat damai. Tidak ada kekerasan politik, sama sekali nol. Negara ini sangat damai dalam hal tersebut. Bahkan tingkat kriminalitas biasa pun sangat rendah. Tidak ada kejahatan terorganisir,” kata Ramos Horta seperti dikutip dari DW Indonesia, Sabtu (24/8/2019).

Namun, Ramos Horta mengakui Timor Leste tengah bergelut untuk menuntaskan kemiskinan serta kekurangan gizi.

”Kami belum berhasil di bidang ketahanan pangan, tetapi negara ini berkembang sangat pesat dalam 15 tahun terakhir. Sekarang aliran listrik di negara kami  24 jam,” tuturnya.

Tak hanya itu, kemajuan Timor Leste kekinian juga adalah akan menikmati konektivitas abad ke-21 seperti negara-negara lain.

”Dalam waktu dekat kami akan memiliki kabel bawah laut yang didatangkan dari Australia untuk meningkatkan konektivitas. Kami akan menikmati konektivitas abad ke-21. Kami telah memiliki cyber optic di seluruh negeri, sekarang tinggal menunggu kabel bawah laut,” jelas Ramos Horta.

Prestasi Timor Leste setelah lepas dari Indonesia juga tercetak pada bidang kesehatan. Berdasarkan penelitian WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) tahun 2018, Timor Leste tak lagi ada kasus malaria.
”Jadi kami sudah mencapai target pengentasan penyakit malaria, yang selama berabad-abad membunuh begitu banyak orang,” katanya.

Jumlah dokter di Timor Leste juga berkembang pesat seiring banyaknya pemuda-pemudi mereka yang serius belajar Ilmu Kedokteran.

Pada tahun 2002, kata dia, Timor Leste hanya memiliki 19 dokter. ”Sekarang kami memiliki lebih dari 1.000 dokter.”

Dalam bidang politik, Ramos Horta juga merasa bangga karena sudah menerapkan sistem demokratis.

”Terkadang ada ketegangan di parlemen, antara parlemen dan presiden, pemerintah dan presiden, demikian sebaliknya, tetapi itulah demokrasi.”

Ramos Horta menuturkan, demokrasi di Timor Leste sangat dinamis, dan lembaga-lembaga masyarakat sipil sangat aktif.

”Kami memiliki banyak media massa, media sosial merajalela, kami tidak mencoba mengendalikan disiplin ilmu atau menyensor media sosial. Di lain sisi, mayoritas Timor Leste adalah Katolik, yakni 98 persen, ada juga minoritas Protestan dan komunitas Muslim, dan ketiga agama ini hidup berdampingan secara damai.”

Soal hubungan dengan Indonesia, Ramos Horta menuturkan diplomasi kedua negara berjalan baik.

”Iinkan saya memberi tahu Anda, tidak ada dua negara di Asia yang memiliki hubungan yang lebih baik daripada Timor Leste dan Indonesia. Ini bukan hanya sekadar hubungan resmi, antara pemimpin, tetapi bahkan orang ke orang,” tuturnya.

Ia memisalkan, mahasiswa Timor Leste banyak yang sekolah di Indonesia. ”Jika Anda melihat statistik imigrasi Indonesia, puluhan ribu orang dari Timor Leste pergi ke Indonesia, setiap bulannya. Jika Anda pergi ke Timor Leste, Anda juga akan melihat ribuan orang Indonesia, bekerja dan tinggal di sana.”

”Kami mengimpor 70 persen barang kami dari Indonesia. Itu adalah hubungan yang baik dan ini juga tak lepas dari keberhasilan kepemimpinan politik kita. Kami mempromosikan rekonsiliasi di antara orang-orang Timor Leste, yang terbagi di masa lalu. Kemudian normalisasi dan rekonsiliasi dengan Indonesia,” ungkapnya.

News Feed

Share :
Bagikan berita ini ke yang lain
close