![]() |
Selintas ketika mencermati sistem trading
online, tiba-tiba menggelayut di benak penulis tentang sejarah bagaimana
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam membangun
pasar di Madinah pasca-hijrah. Perekonomian masyarakat kota Madinah
kala itu sudah dikuasai oleh para pedagang Yahudi dan bahkan kalangan
umat lain. Saking mendominasinya, sampai-sampai menggugah Nabi beserta
para sahabat untuk berinisiatif menciptakan pasar sendiri. Bagaimana
tidak? Sistem ekonomi Madinah kala itu berada di dalam genggaman mereka.
Kecurangan dalam pasar bukan merupakan hal yang baru. Itulah pada
akhirnya yang menggiring Nabi untuk mendirikan pasar itu.
Di
dalam tarikh yang ditulis oleh Ibnu Mâjah dan Ibnu Shabâh, tercatat
beberapa kisah perjalanan awal pembentukan pasar. Pertama kalinya, Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam beserta sahabat mensurvei Pasar an-Nabit.
Ternyata, pasar itu tidak sesuai dengan kehendak Nabi. Beliau sampai
bersabda: "Ini bukan pasar kalian". Sabda ini beliau tujukan ke kalangan
sahabat saat itu.
Tidak cocok di satu lokasi,
pindah lagi ke lokasi yang lain. Dalam sebuah riwayat hadits
disampaikan bahwa suatu ketika ada seorang sahabat yang datang kepada
Nabi, lalu berkata: "Ya Rasul, saya sudah menemukan lokasi yang cocok
bila dibangun pasar. Sudikah Tuan melihatnya?" Kemudian Nabi pun pergi
ke tempat itu, lalu beliau menandai dengan kaki beliau, sambil bersabda:
"Ini pasar kalian. Jangan ada yang menindas orang lain, jangan pula
dikenai pajak!"
Tahukah kita akan kawasan yang dipilih oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai
pasar ini? Ternyata kawasan tersebut adalah kawasan pekuburan dari
sebuah perkampungan Bani Sa'îdah. Para sahabat awalnya keberatan.
Bagaimana mungkin mau membangun pasar di lokasi dekat pemakaman?
Ternyata, apa penjelasan Nabi? Beliau menekankan ingat mati. Mati
merupakan peristiwa yang menghancurkan segala kelezatan. Dengan
mengingat mati, maka pelaku pasar diharapkan untuk tidak berani bermain
curang. Walhasil, para sahabat kemudian sepakat akan hal itu. Barulah
kemudian dibangun pasar.
Dalam tarikh yang
disampaikan oleh Ibnu Shabbâh, sebelum menemukan pasar itu, sebenarnya
Nabi sudah menemukan lokasi lain yang dianggap sesuai dengan model pasar
yang akan dibangunnya. Kawasan itu adalah kawasan Baqi' al-Zubair.
Namun, ternyata maksud kedatangan Nabi beserta rombongan ke kawasan itu
sudah terbaca oleh seorang pimpinan Yahudi kala itu, yang bernama Ka'ab
ibn Ashraf. Batas penanda lokasi pasar yang didirikan Nabi dirusaknya,
dan dipotongnya.
Marahkah Nabi? Ternyata tidak.
Beliau bahkan berujar: "Tidak masalah dipotong. Saya akan pindahkan
lokasinya sehingga dapat membuatnya semakin marah." Barulah kemudian
beliau beralih ke lokasi pekuburan Bani Sa'îdah dan di situ pula beliau
membangun pasar, yang kini kemudian kita kenal sebagai lokasi Pasar
Madinah.
Apa hikmah dari perjalanan beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam membangun pasar ini? Dalam beberapa kesempatan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bahkan pernah mengilustrasikan bahwa pasar merupakan medan tempur
melawan setan. Di dalam butir ayat Al-Qur’an pun beberapa kali
disampaikan tentang bagaimana berperang menghadapi penindasan lewat
pasar. Dengan lokasi pekuburan yang dipilih, setidaknya timbul spirit
baru dalam membangun tata kelola dan sistem ekonomi yang kuat bebas dari
penindasan.
Adapun Baqi pernah dipilih dan
direkomendasikan kepada Nabi adalah karena adanya catatan tersendiri
dari Nabi. Baqi' merupakan wilayah yang berada di perkampungan Bani
Qainuqa. Ketika sahabat Abdurrahman bin 'Auf, salah seorang sahabat
terkaya di Mekah sebelum dan setelah Islam, melakukan hijrah ke Madinah,
yang beliau tanyakan pertama kali adalah keberadaan pasar. Dan
rekomendasi pertama yang beliau terima ternyata juga sama, yaitu pasar
yang berada di lokasi Bani Qainuqa itu.
Daya
tarik pasar yang memikat kaum muhajirin kala itu sehingga mereka
berbondong-bondong ke sana, disadari sebagai kekuatan yang berpotensi
akan menumbangkan penguasa lama perekonomian Madinah, yaitu Ka'ab bin
Ashraf. Menyadari daya kekuatan itu, akhirnya Ka'ab bin Ashraf
mendahului dengan melakukan penolakan terhadap usaha pembangunan ekonomi
oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Tapi penolakan itu tidak ditanggapi secara emosional oleh Nabi. Beliau
justru mengalah dan beralih mendirikan pasar baru di pekuburan Bani
Sa'idah. Di situ beliau tunjukkan soliditas muamalah kaum Muslim.
Akhirnya, kekuatan ekonomi pun bergeser ke umat Islam. Saat ini pasar
tersebut semakin ramai. Namanya adalah Pasar Madinah.
Belajar dari pendirian pasar oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ini,
seolah menjadi inspirasi buat kita semua, khususnya yang berkecimpung
di dunia trading online, misalnya pada pasaran forex, option, swap,
forward, dan future, semestinya mulai berinisiatif membangun sistem
trading tersendiri yang disesuaikan dengan jasa syariah.
Apakah
mungkin? Ya jelas mungkin, asalkan ada niat yang disertai dengan
tindakan. Illat keharaman dalam sistem trading itu adalah jenuh dengan
unsur spekulatif yang merupakan unsur utama perjudian. Upaya mencari
solusi lepas dari jerat tindakan spekulasi ini merupakan PR bagi kaum
santri yang mumpuni dalam IT. Semoga mereka menjadi tergugah dan
termotivasi sebab tulisan ini semata niat meneladani nabi dalam
menciptakan dan membangun pasar. Wallahu a'lam bish shawab.
Ustadz Muhammad Syamsudin, Peneliti Bidang Ekonomi Syariah Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur
Tulisan
ini disarikan dari: Cengiz Kallek, Socio-Politico-Economic Sovereignty
and The Market of Medina, Kuala Lumpur: "Journal of Islamic Economic" -
International Islamic University of Malaysia, Vol. 4. Number 1 & 2,
July 1995, halaman 2-3