Profesor Ini Sebut Zuckerberg Orang Paling Berbahaya di Dunia -->

YAITU LOGO2 DAN BANNER

Profesor Ini Sebut Zuckerberg Orang Paling Berbahaya di Dunia

Monday, 12 August 2019
Mark Zuckerberg. Foto: Justin Sullivan/Getty Images

Jakarta - Pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg, memegang kuasa luar biasa besar melalui bisnisnya dan ia berniat menyatukannya. Inilah yang membuatnya disebut sebagai 'orang paling berbahaya di dunia' menurut profesor Scott Galloway dari New York University Stern School of Business.

Opini ini diungkapkannya dalam acara 'Bloomberg Markets: The Close' Rabu silam (7/8/2019), di mana ia mengomentari langkah Facebook mengintegrasikan layanan messenger dari berbagai platform yang dimilikinya yakni WhatsApp, Instagram dan Facebook Messenger.

Hal itu memerlukan penyusunan ulang software ketiganya. Jika sudah selesai, user masih bisa menggunakan masing-masing aplikasi sendiri-sendiri, namun praktis secara teknis, ketiganya berjalan di infrastruktur teknis yang sama dan semuanya dikuasai penuh oleh Zuckerberg.
"Mark Zuckerberg sedang mencoba untuk mengenkripsi backbone atau inti antara WhatsApp, Instagram dan platform inti, Facebook, sehingga ia memiliki satu jaringan komunikasi 2,7 miliar orang," tutur Galloway.

Lebih dari 2,7 miliar orang menggunakan setidaknya satu dari layanan yang dimiliki Facebook itu setiap bulan berdasarkan data dari perusahaan. Diketahui juga, lebih dari 2,1 miliar menggunakan Facebook, Instagram, WhatsApp, atau Messenger rata-rata setiap hari, dikutip dari CNBC.

"Gagasan bahwa kita akan memiliki satu individu yang memutuskan algoritma untuk backbone terenkripsi 2,7 miliar orang itu menakutkan, terlepas dari apapun niat orang itu ya," tambahnya.

Sebelumnya, menanggapi beragam kritik kepadanya, Zuckerberg menegaskan bahwa rencana tersebut dijamin aman dan menjaga privasi penggunanya. Enkripsi ditujukan untuk melindungi pesan agar tidak bisa dibaca orang lain, kecuali mereka yang terlibat dalam percakapan.

Facebook pun akan meningkatkan enkripsi dan menolak untuk menyimpan data di negara-negara dengan catatan hak asasi manusia yang buruk, serta mengupayakan aplikasi pesan dapat saling berkomunikasi satu sama lain.

"Orang ingin dapat memilih layanan mana yang mereka gunakan untuk berkomunikasi dengan yang lain," ujar Zuck seperti dilansir dari Independent.

"Sekarang kalau kamu ingin mengirim pesan orang-orang di Facebookmu harus menggunakan Messenger, di Instagram kamu harus menggunakan Direct, dan di WhatsApp kamu harus menggunakan WhatsApp. Kami ingin memberi orang pilihan sehingga mereka dapat menjangkau teman-teman mereka di seluruh jaringan ini dari aplikasi manapun yang mereka inginkan," lanjutnya

News Feed

Share :
Bagikan berita ini ke yang lain
close