Sindiran Jokowi ke Pejabat PLN yang 'Pintar-pintar' -->

YAITU LOGO2 DAN BANNER

Sindiran Jokowi ke Pejabat PLN yang 'Pintar-pintar'

Tuesday, 6 August 2019
Foto: Jokowi sambangi PLN terkait listrik padam massal (Andhika Prasetia/detikcom)

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung mendatangi Kantor PLN usai listrik padam massal di sebagian wilayah Pulau Jawa pada Minggu (4/8). Jokowi pun melontarkan sindiran kepada pejabat PLN yang disebutnya 'pintar-pintar'.

Jokowi tiba di kantor PLN, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019) pukul 08.47 WIB. Hadir pula Menteri ESDM Ignasius Jonan hingga Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Selanjutnya, dia langsung memasuki ruang rapat untuk mendengarkan penjelasan dari direksi PT PLN.

Plt Dirut PT PLN (Persero) Sripeni Intan Cahyani pun menjelaskan penyebab terjadinya pemadaman listrik massal di sebagian wilayah di Pulau Jawa. Intan mengatakan secara teknis perihal padamnya listrik secara massal yang memakan waktu berjam-jam. Ia mengatakan adanya gangguan masalah sirkuit listrik.

"Ini yang tidak kami antisipasi adalah terjadinya gangguan dua sirkuit sekaligus. Memang ini secara teknologi akan kami investigasi lebih lanjut, Bapak. Berkaitan dengan gangguan di satu tempat tersebut, mudah-mudahan dari sisi keteknisan," kata Intan.

Jokowi kemudian menyebut apa yang dijelaskan Intan sangat panjang dan teknis. Dia menyinggung balik latar belakang direksi PLN yang disebutnya pintar-pintar.

"Penjelasannya panjang sekali. Pertanyaan saya, Bapak-Ibu semuanya kan orang pinter-pinter, apalagi urusan listrik, dan sudah bertahun tahun," ujar Jokowi.

Dia pun bertanya balik kepada PLN mengenai perhitungan yang mereka lakukan. Menurut Jokowi, listrik padam selama berjam-jam menunjukkan ada pekerjaan yang tidak dihitung sehingga merugikan banyak pihak.

"Apakah tidak dihitung? Apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian, sehingga kita tahu sebelumnya? Kok tahu-tahu drop. Artinya, pekerjaan yang ada tidak dihitung, tidak dikalkulasi, dan itu betul-betul merugikan kita semuanya," cetusnya.
Selain itu, Jokowi mengatakan peristiwa listrik padam massal pernah terjadi pada 2002 di Jawa dan Bali. Menurut Jokowi, peristiwa di masa lalu harusnya jadi pelajaran bersama.
"Saya tahu peristiwa seperti ini pernah kejadian di tahun 2002, 17 tahun lalu, untuk Jawa dan Bali. Mestinya itu bisa dipakai sebuah pelajaran kita bersama jangan sampai kejadian yang sudah pernah terjadi kembali terjadi lagi," ujar Jokowi.

Dia mengatakan padamnya listrik tersebut tak hanya merusak reputasi PLN tapi juga banyak hal lain seperti matinya transportasi umum yang menggunakan listrik. Konsumen pun dirugikan.

"Pelayanan transportasi umum sangat berbahaya sekali, MRT misalnya," imbuhnya.

Jokowi lalu mempertanyakan manajemen risiko yang dilakukan PLN saat listrik padam. Dia heran mengapa PLN tak bisa memperbaiki masalah padamnya listrik secara cepat.

"Dan dalam sebuah manajemen besar seperti PLN, mestinya, menurut saya, ada tata kelola risiko yang dihadapi dengan manajemen besar tentu saja ada contingency plan, ada back up plan. Pertanyaan saya, kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan dengan baik," paparnya.

Terakhir, dia meminta jajaran PT PLN segera mengatasi masalah pemadaman listrik massal. Jokowi mengatakan wilayah yang masih mengalami listrik padam harus segera menyala dengan cara apapun.

"Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya, yang memang dari beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apa pun agar segera bisa hidup kembali," kata Jokowi.

News Feed

Share :
Bagikan berita ini ke yang lain
close